Postingan

Menampilkan postingan dengan label PUISI LEGENDARIS

PUISI LEGENDARIS PART 2

ELEGI Rivai Apin Apa yang bisa kami rasakan, tapi tak usah kami ucapkan Apa yang bisa kami pikirkan, tapi tak usah kami katakan Janganlah kau bersedih – dan mari kami lanjutkan Kami bawa ini kebenaran ke bintangnya dan ke buminya Kami pun tahu, karena ada satu kata dari kau yang kami simpan Satu pandang dari tanah retak menggersang, lalu sedu menyesak dada, Ah, kenangan padamu kan terus memburu, – menakutkan seperti bayang di pondok seloyongan bila, bila pelita telah dipasang Tapi penuh kasih seperti Bapak yang mengulurkan tangan Dan kau kembalii, seperti di hari-hari dulu Ketika kau dan ini bumi mendegupkan hidup Kami tak kann lupakan kau, ketika memburu dan ketika lari – karena apa yang kami buru dan apa yang kami lari untuk itu mau serahkan nyawamu Pun tahu, seperti kau pun tahu, bahwa tak ada Dewa atau Tuhan lain yang berharga untuk dihidupi selain itu Berhembus pun topan di padang tandus ini Tapi tapak kami yang tertanam di padang gersang, Di mana kau dalam terkubur Melanjutkan ny...

PUISI LEGENDARIS PART 1

Seorang Tua di Bawah Pohon W. S. Rendra Inilah sajakku seorang tua yang berdiri di bawah pohon meranggas, dengan kedua tangan 'ku gendong di belakang, dan rokok kretek yang padam di mulutku Aku memandang jaman Aku melihat gambaran ekonomi di etalase toko yang penuh merk asing, dan jalan-jalan bobrok antar desa yang tidak memungkinkan pergaulan Aku melihat penggarongan dan pembusukan Aku meludah di atas tanah Aku berdiri di muka kantor polisi Aku melihat wajah berdarah seorang demonstran Aku melihat kekerasan tanpa undang-undang Dan sebatang jalan panjang, penuh debu, penuh kucing-kucing liar penuh anak-anak berkudis, penuh serdadu-serdadu yang jelek dan menakutkan Aku berjalan menempuh matahari, menyusuri jalan sejarah pembangunan , yang kotor dan penuh penipuan Aku mendengar orang berkata: "Hak asasi manusia tidak sama di mana-mana Di sini, demi iklim pembangunan yang baik, kemerdekaan berpolitik harus dibatasi Mengatasi kemiskinan meminta pengorbanan sedikit hak asasi."...