NODA DI ATAS AWAN

 Ketika kehidupan mau tidak mau mengalami perubahan, maka banyak juga awalan atau langkah yang harus kita alami. Hal ini adalah wajar sebab “dunia berputar” kadang kita di bawah atau sebaliknya.

Kisah ini terjadi di suatu tempat dimana nyata dan betapa egois nya diriku sampai tak menyadari apa yang telah ku perbuat kurang lebih 1 tahun telah menyakiti orang yang biasa ku sebut bunda. “ Aneh tapi nyata” semua orang ku kenal walau tak sedarah akan ku berikan nama panggilan yang berbeda sebab betapa nyaman dan kekaguman diriku kepada mereka. Namun dari semua ini ada pelajaran yang ku petik yang terjadi pada hari ini 18 July 2022, dimana janganlah kita egois di dalam mengambil keputusan kepada orang yang lebih tua maupun kepada sesama, sebab bilamana itu dilakukan maka menjerumuskan dirimu kedalam pencobaan (dosa) serta membawa dirimu dalam petaka.

Tak kusangka kejadian menimpa diriku tahun 2020 di saat dokter angkat tangan mengenai penyakit yang ku derita lebih dari 12 tahun ini mengakibatkan lidah tak bisa makan dan kedua kaki yang tak mampu berjalan merupakan hal yang sangat mengerikan, namun beliau masih sempat di tengah kesibukan mendoakan diriku bersama para sahabat dan teman lainnya. Memang kejadian ini terasa aneh lidah dalam kondisi keluar namun bisa makan, tetapi yang ku makan hanyalah nasi seperti bubur karena lidah tak mampu untuk mengelola (kaku). Namun berkat doa beliau semua, akhirnya aku bisa melewatkan kejadian muzjizat untuk kedua kalinya.

Setelah pandemi corona menimpa kita semua, komunikasi itu masih ada. Tetapi semakin lamanya diriku disana, suatu kejadian yang seharusnya ku selesaikan dengan mengikuti saran dan kepala dingin dari beliau aku langgar dengan pemikiran yang tak terduga. Mungkin ini terjadi disaat kondisi secara internal mengalami perubahan yang signifikan sehingga tak mampu aku sadarkan betapa sangat memberatkan bagi mereka yang mengalami. Banyak sekali ”sikut “ yang ku berikan tanpa kesadaran karena keegoisanku. Namun hari ini akhirnya semua dapat terpecahkan dengan jelas alasan mengapa berjalan dengan demikian.

Noda di atas awan merupakan lambang yang ku berikan,  sebab betapa baiknya sosok bunda yang mau memaafkan anaknya, dimana telah melukai hati kecil dari dalam batin. Tak terpikiran bahwa selama ini aku menyakiti dirimu, maafkanlah aku bunda tak ada pikiran yang terlintas sedikit pun di dalam hatiku. Hanyalah pengaruh yang terbawa karena dampak diriku tak mampu melihat kondisi internal dari perjalan ini. Melihat mereka yang ku sayang mau tidak mau makan dengan sederhana tak seperti biasanya bilamana dilakukan terus menerus merupakan penyakit demi bisa membeli kertas dan tinta.

Salah …salah .. dan salah ….bilamana 1 pekerjaan kita bahwa dampak nya kedalam pekerjaan lainnya. Tetapi tak bisa terbendung dan sudah terjadi lagi apa yang harus ku lakukan sekarang ini. Hanya dengan doa dan kata maaf semoga engkau bunda tak membenciku.

Bilamana dengan kata maaf tak bisa membuatmu tersenyum kembali maafkanlah aku telah melukai hati mu…mungkin hanya ini yang ku tuliskan sebagai pelajaran sekaligus diari. Sebab tulisan ini sudah tak mampu ku simpan dalam memori laptop yang semakin lama mulai menipis dan hanya bisa ku simpan dalam hati kecilku untuk pelajaran di massa mendatang.

Terima kasih banyak bunda telah memberikan ku pelajaran penting demi massa depanku, dimana kita harus bisa lebih sabar serta sadar apa yang akan kita perbuat. Apakah itu akan menyakiti atau menyayangi mereka yang kita sayangi, dan janganlah egois memikirkan diri kita sendiri, sebab ke egoisan kita adalah maut bagi kita sendiri maupun orang lain. Inilah yang bisa saya tuliskan untuk mengingat di massa yang akan datang pelajaran mengenai kehidupan. Cinta dan kasih sayang ku tak berubah sedikitpun selama kita mulai mengenal kurang lebih 4 tahun belakangan ini, semoga bunda sehat selalu dan Tuhan Memberkati. Amin.


Gambar: Internet 

inilah sosok bunda yang ku kenal : 
https://ibsbercerita.blogspot.com/2020/12/satu-hari-tanpa-suara.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LARIK WAKTU : LEBIH DARI SEKEDAR PUISI

TERJEBAK DALAM PERGEMULUTAN HIDUP?

KESADARAN CINTA AKSARA : MISTERI DI BALIK HALAMAN TERAKHIR