9 KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN PENULIS PEMULA

Berdasarkan kualitas naskah, penulis dapat dibagi menjadi tiga jenis: penulis pemula, penulis semi-profesional, dan penulis profesional. Penulis pemula seringkali masih dalam tahap eksplorasi dan pengembangan kemampuan menulis. Mereka mungkin memiliki ide-ide brilian, tetapi masih perlu memperbaiki teknik penulisan, struktur narasi, dan tata bahasa.

Penulis semi-profesional sudah memiliki pengalaman dalam menulis dan mungkin telah menerbitkan beberapa karya, tetapi masih perlu terus belajar dan mengasah keterampilan mereka untuk mencapai level profesional. Sementara itu, penulis profesional adalah mereka yang telah menguasai seni menulis dengan baik, memiliki gaya penulisan yang khas, dan mampu menghasilkan karya-karya berkualitas tinggi secara konsisten.

Berikut kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan penulis pemula.

1. Kurang perencanaan. Seringkali penulis pemula mulai menulis tanpa rencana yang jelas sehingga tulisan terasa kacau dan tidak terstruktur. Saya paham, ada jenis penulis pantser. Tapi, alangkah baiknya jika membuat kerangka cerita terlebih dahulu.

2. Menggunakan kata-kata yang berlebihan. Beberapa penulis pemula cenderung menggunakan kata-kata yang berlebihan atau istilah yang rumit agar berkesan megah. Padahal, hal ini bisa membuat pembaca kesulitan memahami pesan yang ingin disampaikan.

3. Tidak melakukan swasunting. Baik swasunting mekanis maupun swasunting substantif sangat penting untuk menghindari kesalahan tata bahasa, struktur kalimat, dan elemen pembangun fiksi.

4. Tidak melakukan riset yang cukup. Penulis pemula seringkali tidak melakukan riset yang cukup sebelum menulis sehingga informasi dalam cerita menjadi tidak akurat atau tidak relevan.

5. Menggunakan watak klise dan stereotip. Penulis pemula cenderung mengandalkan karakterisasi yang klise dan stereotip, serta alur cerita yang sudah terlalu banyak dipakai. Hal ini dapat membuat karya terasa tidak orisinal dan membatasi daya tariknya.

6. Terlalu banyak "menceritakan" dan kurang "menunjukkan". Penulis pemula cenderung menceritakan informasi kepada pembaca alih-alih menunjukkannya melalui aksi dan dialog. Hal ini bisa membuat karya terasa monoton dan kurang menarik.

7. Tidak membuat narasi yang konsisten. Penulis pemula sering kali kesulitan mempertahankan konsistensi dalam gaya penulisan, suara naratif, atau suasana cerita. Hal ini dapat membuat karya terkesan tidak terarah dan bisa membingungkan pembaca.

8. Tidak menguasai aturan penulisan ejaan adalah kesalahan umum yang sering dilakukan oleh para penulis pemula. Hal ini dapat memengaruhi kualitas tulisan dan mengurangi kredibilitas sebagai penulis. Ejaan yang salah dapat membuat pembaca bingung dan sulit memahami pesan yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, penting bagi para penulis pemula untuk belajar dan memahami aturan penulisan ejaan dengan baik.

9. Tidak meng-upgrade keahlian. Cepat berpuas diri dengan hasil yang didapat tidak akan membuat kemahiran menulis meningkat. Hasilnya, kualitas tulisannya akan stagnan atau gitu-gitu aja. Salah satu cara meningkatkan kemampuan menulis adalah dengan mengikuti pelatihan menulis, meminta umpan balik, dan memperbanyak membaca serta mencermati tulisan berkualitas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LARIK WAKTU : LEBIH DARI SEKEDAR PUISI

TERJEBAK DALAM PERGEMULUTAN HIDUP?

KESADARAN CINTA AKSARA : MISTERI DI BALIK HALAMAN TERAKHIR