Tahapan Menulis Pentigraf Bertema Horor

1. Menentukan Ide dan Tema
Pilih elemen horor yang ingin ditonjolkan, seperti makhluk gaib, kutukan, atau kejadian misterius. Tentukan suasana atau latar yang akan mendukung cerita, seperti rumah tua, hutan angker, atau desa terpencil.

2. Menyusun Kerangka Cerita
Bagi cerita menjadi tiga bagian: pengenalan (paragraf pertama), perkembangan konflik (paragraf kedua), dan klimaks serta resolusi (paragraf ketiga).
Tentukan karakter utama dan tantangan yang akan mereka hadapi. Fokus pada satu atau dua karakter agar cerita lebih padat dan fokus.

3. Menulis Draf Cerita
a. Buat Pengantar yang Mencekam
Kenalkan setting dan karakter utama dengan deskripsi yang membangun suasana menegangkan.
b. Kembangkan Konflik
Hadirkan konflik atau kejadian menyeramkan yang mengancam karakter utama.
c. Berikan Klimaks yang Menegangkan
Puncak cerita harus memberikan kejutan atau ketakutan maksimal bagi karakter.
d. Tutup dengan Akhir yang Menggantung atau Mengejutkan
Akhiri cerita dengan twist atau kejadian tak terduga yang menambah kesan horor.
e. Gunakan bahasa yang menggugah imajinasi pembaca dan menambah kesan seram, seperti deskripsi yang detail tentang suasana atau suara yang aneh.

4. Menyunting dan Memperbaiki
Baca kembali cerita untuk memastikan alur berjalan dengan baik dan suasana horor terbangun dengan efektif. Perbaiki kesalahan tata bahasa dan ejaan.
Contoh Pentigraf Bertema Horor
 Bisikan di Tengah Malam
“Tak mungkin rumah Nenek itu berhantu,” begitu ungkap Andi kepada teman-teman sekelasnya. Pada suatu malam yang gelap dan berangin, Andi memutuskan untuk menginap di rumah peninggalan neneknya yang telah lama kosong. Rumah itu terkenal angker di desanya, dengan cerita-cerita tentang suara-suara aneh yang sering terdengar di malam hari Meski agak cemas dan ragu-ragu, Andi bertekad untuk membuktikan bahwa semua cerita itu hanya mitos belaka. Ia membawa sebuah senter dan tidur di ruang tamu, dengan harapan malam akan berlalu tanpa kejadian apapun.
Namun, tepat tengah malam, Andi terbangun oleh suara bisikan lembut yang memanggil namanya. Suara itu datang dari arah dapur. Dengan jantung berdebar kencang, ia menyalakan senter dan berjalan perlahan ke sumber suara. Langkahnya terhenti ketika melihat bayangan samar berdiri di sudut ruangan, sosok anak muda seusianya dengan tatapan kosong dan senyum mengerikan. “Lupakah kau padaku, Andi?” Andi merasa tubuhnya membeku. Lebih-lebih ketika anak muda itu tertawa dengan gigi berkilat terkena cahaya senternya.
Andi mundur selangkah demi selangkah, hingga punggungnya menyentuh dinding dingin. Tiba-tiba, senter di tangannya padam, meninggalkannya dalam kegelapan total. Suara tawa itu berubah menjadi tangis yang memenuhi seluruh ruangan. “Kenapa kau biarkan aku tenggelam di sungai pinggir sekolah, Andi?” Kini tubuhnya menggigil. Andi berteriak dan berlari keluar dari rumah, meninggalkan pintu terbuka lebar. Seminggu setelah kejadian itu Andi dinyatakan hilang oleh kepolisian yang gagal menemukan keberadaannya.

Berikut Materi cara menulis pentigraf. Materi dari Dr. Tengsoe Tjahjono. Saya bagikan dan tulis di blog, agar bisa belajar bersama. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LARIK WAKTU : LEBIH DARI SEKEDAR PUISI

TERJEBAK DALAM PERGEMULUTAN HIDUP?

KESADARAN CINTA AKSARA : MISTERI DI BALIK HALAMAN TERAKHIR