ALUNAN MELODI KU

Tuhan berkata, “ Pikiran-Ku bukan pikiranmu, dan jalan-Ku bukan jalanmu. Setinggi langit di atas bumi, setinggi itulah pikiran-Ku di atas pikiranmu, dan jalan-Ku di atas jalanmu.”

Saat “ kau “ dan “ aku “ berani menerima takdir cinta, maka rindu “ kita “ tersatukan dan tak lagi menyesakkan. Biarlah rindu yang menyatu membawa kalbu pada ujung rasa dan penantian. Semua tentang rinduku dan rindumu, rindu kita di massa depan. Tetapi semua ini mulai berakhir tanpa senyuman mu.

Hari demi hari ku lewati sendiri tiada yang menemani, sejak engkau tinggal bersama – Nya. Hal ini terjadi ketika aku dan kamu bersatu menjadi kita sebab adanya buah hati yang Tuhan berikan tetapi di saat mereka membutuhkan kasih sayang kita sebagai orang tua, Tuhan berkehendak lain. Dirimu telah pergi selamanya karena sakit yang kau derita.

Aku ingat akan janjimu sebelum nafas terakhir berhembus “ Walau nanti aku jauh darimu, aku akan selalu bernyanyi di setiap waktu dengan alunan melodi melalui denyut nadi untuk kau dan anak kita “. Sangatlah sedih, perih tangisan yang mengalir deras seperti gelombang tsunami ketika ini menjadi kalimat penutup engkau pergi untuk selamanya.

gambar : Internet
  

  “ Oh pasangan ku,  Malam ini tak akan pernah sunyi, Walau aku jauh darimu sebab nada dari denyut nadi melalui hatimu yang kau berikan selalu ku rasakan di saat aku bersama mereka  “ kata hatiku, wanita yang kau tinggalkan dalam dunia.

Semua tulisan ini ku persembahkan sebagai tanda bahwa kau selalu menerangi hatiku di saat rindu mendesak datang dan melihat anak-anak yang memiliki polesan wajah mirip engkau kekasih abadiku. Terimalah persembahan ini dalam tulisan walau aku tahu sebelum ku tulis kau sudah membaca melalui hati kita.

Demikianlah goresan pena dalam alunan melodi yang ku satukan menjadi pelangi dalam mimpi. Salam IBS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LARIK WAKTU : LEBIH DARI SEKEDAR PUISI

TERJEBAK DALAM PERGEMULUTAN HIDUP?

KESADARAN CINTA AKSARA : MISTERI DI BALIK HALAMAN TERAKHIR