APA ITU PUISI AKROSTIK ?
Kata akrostik pada puisi jenis ini diketahui diambil dari bahasa Perancis, yakni kata acrostiche yang artinya sebuah sajak.
Sumber lain juga menjelaskan, bahwa kata akrostik diambil dari bahasa Yunani yakni dari kata akrostichis. Artinya sama, yakni sebuah sajak di mana sajak sendiri merupakan istilah lain untuk menyebutkan puisi.
Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata akrostik merupakan syair atau puisi yang dibentuk dari rangkaian huruf yang mengawali atau mengakhiri setiap barisnya.
Jenis-jenis puisi akrostik:
1. Akrostik Kata
Jenis puisi akrostik yang pertama adalah akrostik kata. Yakni jenis puisi akrostik yang menjabarkan judul menjadi satu kata saja. Jadi, puisi ini terdiri dari beberapa baris yang pada setiap barisnya hanya terdapat satu kata saja. Di mana huruf terdapat setiap baris diambil dari urutan huruf pada judul.
Berikut contohnya:
HUJAN
*H* arapan
*U* ntuk
*J* anapada
*A* sa
*N* estapa
2. Akrostik Larik
Jenis yang kedua adalah akrostik larik, yaitu jenis puisi akrostik yang menjabarkan kata pada judul menjadi beberapa larik puisi. Sehingga judul puisi dijabarkan menjadi beberapa laril.
Berikut contohnya:
LUKA
*L* uapan amarah padam seketika
*U* ntaian rindu tak jua sirna
*K* ering bak kemarau lama
*A* ngan yang hilang oleh luka yang berulang
Jika pada akrostik kata, setiap baris pada puisi hanya terdiri atas satu kata saja. Maka pada jenis akrostik laris satu puisi berisi beberapa larik di mana satu lariknya bisa terdiri dari beberapa kata sesuai contoh di atas.
3. Akrostik Bait
Jenis ketiga adalah akrostik bait, yakni puisi akrostik yang menjabarkan huruf pada judul menjadi bait puisi.
Berikut contohnya:
DENDAM
*D* erai deras hujan, tak mampu lagi meredam amarah, ataupun membiasakan asa yang kau abaikan dengan sengaja
*E* ngkau datang dan pergi berulang kali bahkan mungkin tak terhitung oleh jari
*N* amun, bukan lagi tentang menanti ataupun menunggu waktu yang berbalik hati
*D* erita ini sudah tak bisa aku tepis hanya karena cinta yang terus tak bertepi
*A* ngan sudah tak mungkin kuperjuangkan lagi dalam setiap lantunan doa berbait
*M* encintaimu, kuibaratkan bara api yang mampu menyala dan menimbulkan api
4. Double Akrostik
Jenis berikutnya adalah double akrostik, sehingga membuat puisi yang menggunakan huruf-huruf pada judul pada bagian awal kata dan akhir kata per barisnya.
Contohnya sebagai berikut:
AKU
*A* ndai semua ras *a*
*K* upegang erat tangan reta *k*
*U* ntukmu akan selalu kupersembahkan rind*u*
Pada contoh tersebut, diketahui puisi berjudul AKU yang kemudian dijabarkan menjadi baris-baris puisi. Setiap hurufnya kemudian ditemukan di awal baris dan pada akhir baris sebagaimana yang dicetak tebal pada contoh. Jadi, dibaca dari depan dan belakang akan membentuk kata AKU secara vertikal.
5. Akrostik Terbalik
Jenis yang terakhir adalah akrostik terbalik, yaitu proses menjabarkan setiap huruf pada judul puisi secara terbalik dari huruf paling belakang ke depan. Berikut contohnya:
MALU ( ULAM )
*U* ntukmu yang berjubah merah
*L* antunan merdu di setiap makna yang berayat
*A* ku menaruh asa
*M* enunggu waktu menuju celah yang tak akan terbelah
Komentar
Posting Komentar