EMOTIONAL BAGGAGE
Emotional baggage mengacu pada trauma emosional yang terpendam sejak lama dan belum terselesaikan dengan baik. Beban emosional ini terjebak dalam pikiran dan memengaruhi sikap seseorang di masa kini.
🐋TANDA EMOTIONAL BAGGAGE
Orang yang memiliki emotional baggage biasanya selalu menunjukkan sikap menyalahkan diri sendiri, selalu cemas, bahkan menarik diri dari kegiatan sosial. Namun, ada juga yang justru sering melemparkan kesalahan pada orang lain.
Selain itu, beberapa ciri-ciri seseorang memiliki emotional baggage, yaitu:
~Memiliki masalah kepercayaan atau trust issue
~Sulit membangun komitmen hubungan dengan orang baru
~Mengalami ketakutan berlebih atau paranoid bahwa trauma di masa lalu akan terjadi lagi
~Sering memikirkan hal-hal buruk hingga muncul perasaan frustrasi atau marah yang ditujukan pada diri sendiri, pasangan saat ini, teman, atau keluarga
🐋 PENYEBAB EMOTIONAL BAGGAGE
Emotional baggage atau beban emosional yang terpendam bertahun-tahun bisa meliputi rasa sakit hati, dendam, atau sedih yang mendalam. Beberapa contoh trauma masa lalu yang bisa menjadi penyebab timbulnya emotional baggage meliputi:
~Kekerasan, termasuk kekerasan fisik, mental, emosional, atau seksual
~Penelantaran anak
~Kehilangan orang yang dicintai
~Perpisahan dengan orang tua
~Toxic relationship atau bertahan dalam hubungan tidak sehat dalam waktu yang lama
~Gagal menikah
🐋TIPS TERLEPAS DARI EMOTIONAL BAGGAGE
1. Mengakui dan menyadari perasaan sendiri
Disadari atau tidak, banyak orang yang sering menyembunyikan perasaan, misalnya rasa sedih, kesal, atau marah. Ini bisa jadi karena orang tersebut terbiasa atau terpaksa untuk memendamnya.
2. Menyalurkan emosi dan jangan menyangkalnya
Guna melepaskan emotional baggage, penting untuk membiarkan emosi yang telah lama dipendam muncul kembali tanpa menyangkal perasaan tersebut. Tidak apa-apa bila Anda merasa membutuhkan waktu untuk meresapi emosi tersebut, “rayakanlah” dengan cara Anda sendiri.
3. Menemukan strategi pengalihan yang tepat
Setelah mengenali emosi dan menyalurkannya dengan tepat, Anda akan lebih tenang dan mampu mencari strategi pengalihan atau coping mechanism yang tepat, misalnya, menulis jurnal, membaca buku, mendengarkan podcast, atau pergi berlibur.
4. Melakukan meditasi
Bersikap diam atau melamun adalah cara ampuh untuk memahami pikiran dan perasaan yang sedang dialami. Menurut beberapa riset, melamun memang bisa mengaktifkan bagian otak tertentu agar bisa tenang dan rileks. Nah, Anda bisa melakukan meditasi untuk mendapatkan manfaat ini.
Komentar
Posting Komentar