PUISI ELEGI APA ITU ?

PUISI ELEGI

Elegi adalah istilah umum dalam kesusastraan yang merujuk kepada syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian. Namun tak hanya kematian, penggunaan kata “elegi” dalam syair atau lirik lagu juga dapat ditujukan untuk menggambarkan perasaan kehilangan.

Objek yang digambarkan di dalam puisi elegi biasanya berupa pengalaman-pengalaman pahit atas peristiwa yang pernah dialami, atau dapat juga berupa penyesalan atau sesuatu yang pernah dilakukan di masa lalu. Selain itu, Elegi juga dapat digunakan untuk mengungkapkan empati atas peristiwa kemalangan yang dialami oleh orang lain.

Lebih singkatnya, pengertian elegi adalah salah satu jenis puisi baru yang berisi tentang kesedihan atau tangis.

Contoh 1 

Hampa
Karya: Chairil Anwar

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut
Tak satu kuasa melepas renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti

Sepi
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertampik
Ini sepi terus ada. Dan menanti

Contoh 2

Seorang Musafir Tua
Karya: Moeflich Hasbullah

Selamat tinggal siang
aku harus kembali pada pelukan malam
letih sekali rasanya hari ini
telah ketelusuri semua lorong mata angin
menyapa setiap butir kehidupan
kutinggalkan jejak-jejak langkah pada setiap debu jalanan
kutorehkan catatan di setiap sudut persinggahan
Pada luasnya samudra, kusimpan kenangan pada kapal-kapal
pada dalamnya laut, kutinggalkan cerita pada ikan-ikan
pada riak ombak, kutitipkan nyanyian kerinduan
pada pasir pantai, kulukiskan sketsa kehidupan
pada anak-anak jalanan, kutanamkan benih-benih harapan
pada diri, kesembunyikan beratnya kehidupan
pada batu-batu karang, kuguratkan prasasti kesaksian:
bahwa arti hidup adalah melangkah dan melangkah!
Wahai senja, jemputlah, aku kelelahan!
mega-mega yang perkasa, tolong antar matahari ke peraduan
duhai malam, tolong nyalakan rembulan
gubukku yang setia, sambutlah ini aku datang
tikar dan selimut tolong hamparkan
Ini saatnya aku berbaring melepas letih seharian
bercinta di atas sajadah kepasrahan
merasakan sejuk belaian-Nya yang menyelusup ke dalam sumsum tulang
aku tak tahu …
apakah esok masih sanggup meneruskan perjalanan
atau terlelap abadi dalam pelukan Tuhan!

PERTANYAAN DAN JAWABANNYA MATERI PUISI ELEGI

1. Baitnya puisi elegi itu, bebaskah? 
Iya bebas.
2. Apakah puisi elegi ada peraturan lain gak seperti Rimanya harus sesuai atau tidak? Apa puisi elegi hanya untuk rasa empati saja?
Bebas tak ada ketentuan apa pun. Untuk empati, kesedihan, lara dan sejenisnya.
3. Bagaimana gaya bahasa yang harus kita gunakan dalam penulisan puisi Elegi?
Sedih, piliu, ratapan, dll.
4. Apakah puisi Elegi termasuk puisi baru?
Iya benar.
5. Apakah puisi elegi hanya dibuat untuk menggambarkan tentang kesedihan dan tangis? Iya, bisa seperti itu.
6. Bolehkah puisi elegi berisi sarkasme atau sindiran? 
Tidak boleh. Sarkasme, sindiran beda lagi jenis puisinya.
7. Mengenai susunannya. Apakah puisi elegi ini harus selalu dalam bentuk larik atau bisa dibikin bntuk lainnya?
Bebas, boleh larik boleh paragraf (prosais) yang penting isinya elegi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LARIK WAKTU : LEBIH DARI SEKEDAR PUISI

TERJEBAK DALAM PERGEMULUTAN HIDUP?

KESADARAN CINTA AKSARA : MISTERI DI BALIK HALAMAN TERAKHIR