NIKMAT MANA LAGI YANG KAU DUSTAKAN?

Saat semua pergi, kau datang bagai mentari

Menyinari jiwa yang sunyi, membawa rasa damai

Puan baru, pengisi kalbu yang terpatri

Lama ku menunggu, kini kau hadir di singgasana hati

 

Estetika fatamorgana, kau hadir bagai mimpi

Membuatku terbuai dalam asmaraloka nan permai

Lupa pada realita, terlena dalam pesona

Hingga hati bertanya, nikmat mana lagi yang kau dustakan?

 

Seperti surat untuk kekasih,

Kata-kata indah tersusun rapi

Namun di balik keindahan itu,

Tersimpan luka dan rasa pilu

 

Perpisahan meninggalkan luka yang mendalam

Rindu membelai di malam sunyi, hati meronta

Pertanyaan tanpa jawaban,

Apakah rindu ini hanya sepihak?

 

Namun membaca tulisanmu, Tuan,

Hatiku sesak tergantikan debaran

Ternyata kau pun tersiksa,

Perpisahan ini tak hanya aku yang merasakannya


Disaat hati berbaur asmara,

Mendramakan luka dalam ketakutan

Bekas luka tak terlihat,

Hingga enggan berkata "Cintaku abadi dalam hidupmu"

 

Lebih baik tinggalkan, buat dia menyesal

Menjadi bunga yang mekar di kemudian hari

Menjadi seseorang berwawasan luas,

Meninggalkan kenangan indah dan rasa penasaran


Nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Cinta dan luka bercampur dalam kenangan

Surat untuk kekasih,

Menyimpan cerita tentang rasa yang tertahan


Malang, 24 Maret 2024

Terinspirasi dari foto dan pengalaman hidup

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LARIK WAKTU : LEBIH DARI SEKEDAR PUISI

TERJEBAK DALAM PERGEMULUTAN HIDUP?

KESADARAN CINTA AKSARA : MISTERI DI BALIK HALAMAN TERAKHIR