APA ITU PLAYING VICTIM?


Playing victim adalah masalah kesehatan mental yang berdampak pada hubungan, pekerjaan, dan kesehatan. Pola pikirnya berkembang sebagai mekanisme penanganan pengalaman traumatis sebelumnya.
Mengutip laman Healthline, seorang yang suka playing victim akan menempatkan dirinya sebagai korban dan meyakini bahwa orang lain-lah, penyebab ia menderita dalam hidup ini. Ia pun percaya tak ada hal yang dapat dilakukan untuk mengubah situasi.

ALASAN PLAYING VICTIM TERJADI

Terdapat berbagai alasan mengapa seseorang bisa bertindak demikian. Antara lain untuk mengontrol atau memengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan orang lain.
Sang pelaku akan membenarkan segala tindakan mereka demi mencuri perhatian orang sekitar, juga sebagai cara untuk mengendalikan situasi tertentu. Bahkan, pelakunya bisa membuat orang di dekatnya merasa bersalah.
Perilaku seperti ini tentu saja masuk ke dalam kelompok toxic, terutama jika digunakan untuk memanipulasi seseorang.

TANDA-TANDA PLAYING VICTIM

1. Hobi Menyalahkan Orang Lain
Tanda awal seorang playing victim adalah sangat gemar menyalahkan orang lain. Si pelaku tidak peduli apakah kesalahannya berpengaruh, karena di matanya orang lain adalah salah. Hal ini bertujuan untuk membersihkan nama dari segala macam kesalahan yang sebenarnya ada pada dirinya sendiri. 

2. Mengasihani Diri Sendiri
Ketika berada dalam keterpurukan, biasanya orang yang suka melakukan playing victim selalu mengasihani diri sendiri. Ia akan merasa bahwa dunia ini kejam dan dirinya terlalu lemah untuk mengubah lingkungan sekitar. Akhirnya, orang ini akan membesar-besarkan penderitaan sehingga orang lain akan merasa iba.

3. Lepas Tangan Terhadap Tanggung Jawab
Ciri playing victim berikutnya yaitu melepaskan tanggung jawab akan hidupnya. Mereka selalu memiliki orang lain untuk ditumbalkan atas kegagalan dan masalah yang sebenarnya mereka buat sendiri.

4. Ahli Memanipulasi 
Playing victim tak akan ragu memanipulasi segala hal di sekitarnya demi mendapat simpati dan dukungan. Mereka tahu bahwa cara ini memungkinkan calon korban alias lawan bicaranya terpengaruh, dan akhirnya Anda akan sepenuhnya mendengarkan.

5. Enggan Mengakui Kesalahan
Terakhir adalah, pelakunya paling enggan untuk mengakui kesalahan. Di lingkungan pergaulan, mereka tidak bersedia menghadapi kenyataan bahwa perilakunya membuat orang lain kesal.

PENYEBAB YANG MENDASARI 
1. Trauma masa kecil. 
2. Pengkhianatan. 
3. Kodependensi (tergantung orang lain). 
4. Manipulasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LARIK WAKTU : LEBIH DARI SEKEDAR PUISI

TERJEBAK DALAM PERGEMULUTAN HIDUP?

KESADARAN CINTA AKSARA : MISTERI DI BALIK HALAMAN TERAKHIR