MATERI PUISI PROSAIS & TERZINA
PUISI PROSAIS
Setiap penyair pasti mengenal apa itu puisi prosais? Puisi ini memiliki lirik paragraf dalam menarasikan suatu diksi.
Puisi prosais berasal dari kata prosa. Prosa itu sendiri adalah karangan bebas yang tidak memiliki keterikatan aturan ikatan banyaknya baris.
Maka, puisi prosais adalah sebuah puisi yang tidak memiliki aturan keterikatan baris dalam sebuah paragraf.
Puisi prosais itu puisi yang penulisannya seperti sebuah paragraf. Bukan bait per bait seperti yang pada umumnya.
Contoh 1:
Kamu Adalah Luka
Oleh Dhika dan Siti Papat
Ufuk petang kian mulai tergores. Membakar luka yang menggebu menjadi bara. Menyisakan untaian rasa yang berjuta makna. Aku padamu seperti angin yang berlalu saja. Sekejap, tidak untuk selamanya.
Rasa akan ikatan, melebur, membakar naluri menjadi bara api. Sejak jelas senja itu tiada, hatimu juga ikut tiada. Bukan sebabku kamu pergi. Namun hatimu yang memaksamu untuk pergi. Apakah dayaku, untuk menggenggammu terlalu lama.
Contoh 2:
Struk Belanja
Jannatul Firdausi Nuzula
Di depan toko itu diam-diam saya berdoa. Semoga kita serinci kata dalam struk belanja, yang bakal ada total akhirnya, 'tak berubah seperti kebanyakan hati manusia.
Dibeli dengan hati bahagia: satu botol ketulusan, segepok snack pengorbanan, sekaleng penuh kepercayaan, dan total harganya adalah kematian dalam dekap kasih sayang.
Dalam struk belanja itu telah kudoai momen yang barangkali 'tak mau kadaluwarsa; abadi kalau bisa.
Contoh lainnya yang harus diperhatikan ketika menulis :
Prosais itu puisi yang berparagraf ya, jadi ada penulisan yang harus diperhatikan salah satunya :
1. Kata baku sekedar adalah _sekadar._
2. Kalimat akhir ditutup dengan titik ya.
3. Gunakan tanda tanya jika merupakan kalimat tanya. Seperti:
_Haruskah aku menyerah? Atau tetap dalam dekapmu?
4. Jika nama orang maka huruf depan kapital.
_bernama Elda_
5. Semua penulisan koma dan titik setelahnya pakai spasi ya.
_matahari, namun semua_
_penuh kepalsuan. Ia hadir_
6. Apostrof digunakan.
_'tak bertahan_
_'tak 'kan_
_tak ingin_
7. *di* jika menunjukkan keterangan tempat maka dipisah.
_di tengah_
8 Akhir kalimat harus memakai titik.
_karena buta._
9. Elipsis memang tiga titik tapi untuk puisi ini 'kan bentuknya paragraf jadi ada titik di akhir kalimat. Jadi penulisan elipsis yg benar ketika di akhir kalimat itu adalah 4 titik.
_kalinya ...._
_resah perasaan ...._
Elipsis (3) dengan titik (1)
10. *ke* menunjukkan ketenangan tempat maka dipisah.
_ke sekian kalinya_
*PUISI TERZINA*
Puisi ini merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris, tidak ada aturan khusus untuk puisi ini selain jumlah barisnya yang tiga.
Untuk mengetahui seperti apa bentuk puisi ini, berikut contoh puisi terzina.
Contoh 1:
Hanya
Karya: Sapardi Djoko Damono
Hanya suara burung yang kau dengar
dan tak pernah kau lihat burung itu
Tapi tahu burung itu ada di sana
Hanya desir angin yang kau rasa
dan tak pernah kaulihat angin itu
Tapi percaya angin itu di sekitarmu
Hanya doaku yang bergetar malam ini
dan tak pernah kaulihat siapa aku
Tapi yakin aku ada dalam dirimu
*Sumber: ibid, hlm 124.
Contoh 2:
Di Atas Meja
Karya: Joko Pinurbo
Di atas meja kecil ini
masih tercium harum darahmu
di halaman-halaman buku
Sabda sudah menjadi saya
Saya akan dipecah-pecah
menjadi ribuan kata dan suara
(1990)
Contoh 3:
Tengah Malam
Karya: Joko Pinurbo
Badai menggemuruh di ruang tidurmu
Hujan menderas, lalu kilat, petir
dan ledakan-ledakan waktu dari dadamu
Sesudah itu semuanya reda
Musim mengendap di kaca jendela
Tinggal ranting dan dedaunan kering berserakan di atas ranjang
Waktu itu tengah malam
Kau menangis
Tapi ranjang mendengarkan suaramu sebagai nyanyian
(1989)
Contoh 4:
Di Kulkas, Namamu
Karya: Joko Pinurbo
Di kulkas masih ada
gumpalan-gumpalan batukmu
mengendap pada kaleng-kaleg susu
Di kulkas masih ada
engahan-engahan nafasmu
meresap dalam anggur-anggur beku
Di kulkas masih ada
sisa-sisa sakitmu
membekas pada daging-daging layu
Di kulkas masih ada
bisikan-bisikan rahasiamu
terseimpan dalam botol-botol waktu
(1991)
Komentar
Posting Komentar